SEJARAH BERDIRI
KH. Abdul Halim iskandar
SKETSA PERJALANAN SANTI ASROMO
Masa 1931
Pada Muktamar Perikatan Oelama (PO) ke IX di Majalengka KH Abdul Halim mencetuskan gagasan puncak untuk mendirikan lembaga pendidikan yang menjadikan peserta didiknya mampu mandiri di tengah masyarakat pada suatu tempat khusus. Program pendidikan tersebut dinamakan dengan konsep “Santi Asromo”, dan KH Abdul Halim mendapat mandat untuk mewujudkannya.
Masa 1932
Tepatnya Bulan Romadlon 1350 H (Januari 1932) KH. Abdul Halim mendapatkan tanah wakaf seluas 2 bau 40 bata yang cocok dan sesuai untuk mendirikan sebuah Pondok Pesantren yang saat itu akan dinamakan “Santi Asromo” dari seorang aghnia di desa Ciomas, M. Ardja Subrata putra teruta dari M. Ardja Winata.
Diawali dengan pembukaan lahan padang ilalang pada sebuah bukit tandus Reumadengkeng / Sukamanah, KH.Abdul Halim membangun “surau” kecil dari kayu berdindingkan anyaman bambu dan beratapkan ilalang, sebagai cikal bakal Pondok Santi Asromo
Santi Asromo dibawah binaan langsung K.H. Abdul Halim dengan lembaga pengasuhan santri Linggo Sarojo di bawah pimpinan Moh. Thoha Halim (putra tertua KH Abdul Halim Alm) dengan konsentrasi mempersiapkan santri yang sudah tamat Kweek School PO di Majalengka untuk melanjutkan menjadi santri mandiri dapat mengisi setiap lapangan kegiatan penyelenggara negara maupun menciptakan lapangan pekerjaan tersendiri.
Masa 1932-1935
Para santri Kweek School PO kelas III dan IV secara terjadwal pergi dan menetap 2 hari dalam seminggu di Santi Asromo untuk praktek perkebunan, pertanian dan peternakan.
Masa 1936 -1958
Dimulai sekolah formal dengan sistem boarding school yang dilengkapi dengan berbagai kegiatan pertanian, perkebunan dan perdagangan, dengan membuat percontohan budidaya tanaman sebagai proyek inti dan masyarakat sekitar menanam tanaman sebagai plasma, penyamakan kulit, pembuatan tenun, rajut, pembudidayaan tanaman obat, selain itu di laksanakan pula peternakan kambing PE, dan ayam.
Selain itu pada tahun 1958, didirikanlah Poliklinik di Santi Asromo, yang kemunginan poliklinik pertama di Pondok Pesantren di Majalengka.
Masa 1958
SRI berafiliasi ke Departemen Agama sesuai program pemerintah, berganti nama menjadi MWB [Madrosah Wajib Belajar] dengan Kepala MWB Pertama Ustd. Amir dari desa Cicalung .
Masa 1962
Tepatnya tanggal 3 Djulhijjah 1381 H atau 7 Mei 1962 M, hari Senin Pukul 15.05. Hadrotu Sjaikh K. H. Abdul Halim berpulang ke rahmatullah, dan yang menggantikan beliau adalah putra dan menantu beliau Fatimah Halim (putri ke 2 beliau) dan KH. Abdul Qohar
Masa 1971
Tahun 1971 MWB berganti nama menjadi MI [Madrosah Ibtidaiyah] sampai sekarang.
Masa 1962
Sepeninggal K.H. Abdul Halim, atas gagasan Ibu Fatimah Halim beserta suami K.H. Abdul Kohar merintis berdirinya Sekolah Menengah Pertama Swasta [SMP Swasta Prakarja Santi Asromo], dengan pimpinan Sekolah pertama adalah putra ke tiga beliau K.H. Aziz Halim, dilanjutkan oleh KH. Cholid Fadullah, K. Amas Turmudzi, Drs. H. Muhamad Suji dan Drs, H. Sohib (Sampai dengan saat ini)
Masa 1968
Linggo Sarojo sebagai lembaga yang menaungi institusi pendidikan diganti dengan institusi formal sesuai dengan peraturan perundang – undangan pada masa itu menjadi Yayasan K.H. Abdul Halim, dengan ketua Yayasan Pertama adalah K.H. Taufiq Halim (Alm), di lanjutkan oleh H.M Wanta (Alm), KH. Cholid Fadullah dan sejak tahun 2008 oleh H. Ido Nurzaini Aziz (Cucu KH. Abdul Halim) sampai sekarang.
Masa 1992
Pada masa kepemimpinan Yayasan K.H. Abdul Halim dipegang oleh K.H. Cholid Fadlullah, didirikanlah institusi pendidikan menengah atas SMA Prakarya dengan kepala sekolah pertama KH Taufik Halim SH, kemudian Shijamudin, BA dan Drs. Masjhudi (sampai dengan sekarang).
Masa 2008 s/d 2010
Saat ini Yayasan K.H. Abdul Halim dipimpin oleh H. Ido Nur Zaeni Aziz. dibawah kepemimpinan beliau Visi Santi Asromo ingin kembali pada khitah 1932 dengan dicanangkannya program Santi Asromo Boarding School, sejak tahun 2010 dengan target pada tahun 2015 sudah berjalan efektif.
Masa 2010
Pelaksanaan Boarding School seluruh santri di Pondokkan mulai berjalan di awali dari kelas 7 dan 10 selain itu kita juga merintis untuk santri dari daerah sekitar yang tidak berkesempatan untuk mondok di beri fasilitas kelas paralel.